Manajemen
Sumber Daya Manusia Untuk Perwujudan Mutu Pendidikan Pada Pondok Pesantren
Nurul Haromain Sentolo Kulon Progo Yogyakarta
Rini Dwi Hastuti
MTs Negeri 3 Kulon
Progro
Email :
rini2hastuti@gmail.com
Abstrak
: Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan manajemen serta mengetahui
faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan manajemen sumber daya manusia
di Pondok Pesantren Nurul Haromain Sentolo Kulon Progo.
Jenis penelitian ini
adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari hasil wawancara,
observasi, dan analisis dokumen. Wawancara dilakukan terutama kepada kiai, ibu
nyai dan beberapa santri. Teknik analisis data kualitatif: pengumpulan data, reduksi
data, sajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi sumber daya manusia di Pondok Pesantren Nurul
Haromain mempunyai kiai yang sangat visioner. K. H. Sirodjan Muniro AR telah
berhasil mengkader SDM para santri untuk mampu eksis mengelola dan
mengembangkan potensi yang dibutuhkan jamaah dan sudah terbukti berperan
sebagai agen perubahan dilingkungan masyarakatnya. Manajemen sumber daya
manusia melalui: perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Faktor
pendukungnya adalah jumlah santri, guru adalah alumni, dan tingginya kharisma
kiai. Faktor penghambatnya adalah santri diterima tanpa seleksi, keterbatasan
dana, dan ketokohan kiai tidak bisa tergantikan.
Kata Kunci : Manajemen Sumber Daya
Manusia, Pondok Pesantren, Kiai, dan Santri
Abstract: The purpose of this
study was to determine
the condition and management and to know the factors that support and hinder
the implementation of human resource management at Nurul Haromain Islamic
Boarding School Sentolo Kulon Progo.
This type of research
is qualitative. Data collection techniques are obtained from the results of
interviews, observation, and document analysis. The interviews were carried out
mainly to the clerics, the mother of the niqi and several santri. Qualitative
data analysis techniques: data collection, data reduction, data presentation,
and conclusion.
The results of the
study show that the condition of human resources in Nurul Haromain Islamic
Boarding School has very visionary kiai. K. H. Sirodjan Muniro AR has succeeded
in cadreing the human resources of the santri to be able to exist in managing
and developing the potential needed by pilgrims and has been proven to play a
role as an agent of change in the community. Management of human resources
through: planning, organizing, directing, and controlling. The supporting
factors are the number of santri, teachers are alumni, and the high charisma of
the clerics. The inhibiting factor was that santri were accepted without
selection, limited funds, and the character of the kiai was irreplaceable.
Keywords: Human Resource
Management, Islamic
Boarding Schools, Kiai, and Santri
Pendahuluan
Kualitas sumber
daya manusia yang dibutuhkan di era globalisasi tentunya tidak akan lahir
dengan sekejap tetapi melalui proses. Diperlukan suatu program pendidikan untuk
mempersiapkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sesuai dengan
transformasi sosial yang sangat cepat. Pesantren telah mampu tetap hidup dan berkembang pesat, bahkan beberapa
ada yang telah mampu menempatkan manajemen dan kualitas pendidikannya berada
pada zona aman dalam persaingan di era globalisasi.
Lembaga pendidikan pondok pesantren adalah satu-satunya lembaga pendidikan
non formal yang mampu mengelola pendidikan formal yang paling ideal saat ini
dan mendatang, untuk mempersiapkan dan mendampingi peserta didik dapat hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara wajar dan bermoral sehat.
Pondok Pesantren Nurul
Haromain adalah salah satu potret model pendidikan keagamaan berbasis
masyarakat yang juga merupakan pusat belajar masyarakat telah mempunyai
pengalaman selama 22 tahun lebih pada pengembangan manajemen sumber daya
manusianya secara alamiah sedang berkembang dan berproses untuk menemukan alur
proses manajemen pengembangan sumber daya manusianya yang berkualitas.
Sesuai dengan penjelasan di atas maka peneliti memfokuskan penelitian pada manajemen
sumber daya manusia, khususnya adalah kiai
sebagai top manajer pada Pondok Pesantren Nurul Haromain untuk mewujudkan mutu pendidikannya. Bagaimana
kondisi dan manajemen sumber daya manusia di Pondok Pesantren Nurul Haromain
Sentolo Kulon Progo serta
apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen sumber daya
manusia untuk
mewujudkan mutu pendidikan di Pondok Pesantren
Nurul Haromain Sentolo Kulon Progo.
Manajemen sumber
daya manusia adalah proses merencanakan, mengorganisir atau mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan pengadaan, pengembangan, kompensasi, penyatuan,
perawatan/pemeliharaan, dan pemisahan/pelepasan sumber daya manusia kepada
tujuan-tujuan akhir individu organisasi dan masyarakat yang telah dicapai.
Filippo dalam Gaol (2014: 59)
Manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan/lembaga pendidikan, karyawan dan
masyarakat. Hasibuan (2002: 10)
MSDM adalah mengelola sumber daya manusia. Sumber daya
yang paling penting dan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan,
keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karsa. Semua
potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya
organisasi dalam pencapaian tujuannya. Dengan demikian
peneliti menyimpulkan bahwa MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur dan
mengelola manusia yang memiliki akal,
perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, Gomes (2003: 2)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif. Sesuai
dengan karakteristik penelitian kualitatif yang empiris, masalah yang diajukan
dalam penelitian ini menekankan pada proses dan makna. Untuk itu bentuk
penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif.
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Pondok Pesantren Nurul Haromain yang beralamat di Taruban Kulon, Tuksono,
Sentolo, Kulon Progo. Pelaksanaan kegiatan penelitian diharapkan dapat selesai
dalam tiga tahun.
Sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati
atau diwawancarai. Nara Sumber : Bapak
Kyai.H.M.Sirojan Muniro AR, Ibu
Nyai Mardiyah dan Santri. Kejadian/Peristiwa (observasi) berupada
dokumentasi.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data digunakan
beberapa metode yaitu: wawancara, observasi, analisis dokumen dan dokumentasi.
Pemeriksaaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu
yang terdiri atas “derajad kepercayaan (kredibilitas), keteralihan,
ketegantungan dan kepastian. Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan
dicatat dalam kegiatan penilaian, diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Untuk
memperoleh keabsahan data dan validitas data dilakukan dengan teknik
triangulasi, auditing dan review informan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. “Proses analisis data dalam penelitian
kualitatif mencakup tiga komponen utama, yaitu: reduksi data, sajian data dan
penarikan simpulan serta verifikasinya.
Jurnal Yang
Relevan
Imam Syafe’i, Prinsip pesantren adalah al muhafadzah ‘ala
al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, yaitu tetap memegang
tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang
positif. Persoalan-persoalan yang berpautan dengan civic values akan bisa
dibenahi melalui prinsip-prinsip yang dipegang pesantren selama ini dan tentunya
dengan perombakan yang efektif, berdaya guna, serta mampu memberikan
kesejajaran sebagai umat manusia (al musawah bain al nas). Pembaharuan di
pesantren hendaknya terus dilakukan terutama bidang menejemen, tata kelola
bangunan juga harus menjadi perhatian serius sehingga tampak tertata asri,
kurikulum pendidikan pesantren, dan berbagai bidang keahlian (bahasa dan life
skill).Dengan demikian, pesantrendapat memainkan peran edukatifnya dalam
penyediaan sumber daya manusia yang berkarakterdanberkualitas yang
terintegrasikan dalam iman, ilmu, dan amal shaleh.
M. Syaifuddien Zuhriy, Sebagai bagian dari komunitas,
pesantren dengan unsur utama nya yaitu kiai, santri, masjid, pondok, dan
kitab kuning telah menjadi sub-kultur tersendiri. Oleh karena itu, meskipun
adanya modernisasi dan globalisasi, pesantren masih tetap bertahan. Selain itu,
banyak stakeholder yang menyatakan bahwa pesantren adalah institusi
pendidikan yang dapat berperan sebagai model pendidikan karakter di
Indonesia. Dua pertanyaan yang akan dijawab dalam tulisan ini adalah bagaimana
strategi dan pola pendidikan karakter yang diterapkan oleh pesantren untuk
membentuk sub kultur dan bagaimana bentuk sub kultur tersebut. Kajian ini
memfokuskan perhatiannya di PesantrenLangitan Tuban dan Pesantren Ihyaul
Ulum Gilang dengan menggunakan penelitian kualitatif.
H.M. Djumransjah, Visi misi dan tujuan
pendidikan berkelanjutan di PPNJ telah dirumuskan dengan jelas dan operasional
Jenis-jenis pendidikan berkelanjutan yang dikembangkan di pondok pesantren
adalah pendidikan wirausaha seperti percetakan dan sablon, jahit-menjahit,
kerajinan batik Madura, produksi tempe, bordir, bengkel dan las. pelemakan,
perikanan, dan pertanian Strategi pelaksanaan program pendidikan berkelanjutan
untuk mempersiapkan kemandirian santri di pesantren dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu dengan sistem pendidikan dan latihan (diklat), magang, dan
pendidikan reguler yang dilembagakan. Dampak program pendidikan berkelanjutan
terhadap kemandirian santri dalam kehidupan masyarakat sangat bagus.
Fadlil Munawwar Manshur, Eksistensi pesantren ditandai oleh lima unsur
pesantren, yaitu pondok atau asrama, masjid, santri, kiai, dan kitab yang satu
sama lain saling mengisi dan saling berkaitan. Eksistensi pesantren ini sering
disebut budaya pesantren atau dapat juga disebut masyarakat pesantren yang
memiliki budaya khas masyarakat tradisional di pedesaan.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Deskripsi
Tempat Penelitian
Pondok Pesantren Nurul Haromain berlokasi di barat laut kantor desa
Tuksono, Tepatnya di
dusun Taruban Kulon, Tuksono, Sentolo,
Kulon Progo, Yogyakarta. Pondok
pesantren Nurul Haromain memiliki beragam kegiatan diantaranya; pembinaan
santri dalam penguasaan ilmu-ilmu berhaluan pondok pesantren salafiyah
yang terdiri dari al-Qur'an dan
al-sunnah (al- Hadits), Tafsir, Tarikh Islam, Siroh Nabawiyah, pengajian
kitab-kitab kuning, Tauhid, Fiqih dan Usul Fiqih. Pembinaan santri dalam
penguasaan berbahasa, yang terdiri dari bahasa Arab, Inggris, Jawa, Madura dan
Sunda.
Pembinaan santri dalam pembiasaan keseharian pelaksanaan ibadah rutin harian adalah sholat berjama’ah 5 waktu, tadarus Al Qur’an/Tahfidz, membiasakan aurod, wirid, manakib, sholawat nabi, dan bacaan-bacaan
zikr tertentu yang dilakukan setiap selesai sholat lima waktu, sholat tahajud
dan sholat dhuha secara berjama’ah setiap hari.
Temuan di Lapangan
1.
Kondisi Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren Nurul
Haromain Kulon Progo
Hasil wawancara dengan SAS tanggal 3
november 2016:
Kiai sering berkata “Masa
depanmu akan terbang bersama cita-citamu”. Tentang keadaan sarana prasarana di
depan komplek ndalem itu keadaan sekarang ada sangat sesuai dengan mimpi dan
cita-cita beliau yang sering diungkapkan kepada kami pada tahun 1995. Beliau
berkata dengan bahasa jawa “ kidul kene iki sesok kudu ono parkiran seng cukup
go wadah mobil 100, panggunge dowo,
bangunan tingkat kanggo santri podo ngaji”. Artinya bagian selatan rumah ini
masa depan harus ada lapangan yang cukup untuk tempat parkir 100 mobil, ada
panggung pentas yang panjang, ada bangunan gedung bertingkat untuk tempat
tinggal para santri yang mengaji. Beliau juga sering mengungkapkan keinginan
beliau untuk mempunyai banyak istri dan banyak putra”.
Hasil
wawancara tersebut diatas menggambarkan visionernya Beliau sebagai seorang
kiai, manajer, pimpinan puncak sebuah lembaga pendidikan Islam yang sering
Beliau sebut sebagai istilah “manajemen akhirat”. Modal dengkul yang bercita-cita mendunia sejak pengalaman Beliau menuntut
ilmu di Kota Mekkah secara gratis dalam hal perencanaan detail apa yang
diharapkan dari sebuah Pondok Pesantren Nurul Haromain.
Hasil
wawancara dengan Mauludi 9 november 2016:
“Abah
kiai sangat detail dan teliti dalam merencanakan semua program kegiatan di
Pondok Pesantren. Mungkin salah satunya karena efek pendidikan terakhir formal
beliau adalah SMEA jurusan penjualan SMEA di Nanggulan. Perencanaan sumber daya
ustadz sudah sejak awal dilakukan program mas
dai. Program khusus santri putra untuk mempersiapkan keberanian,
kepercayaan diri dan mental santri pemula (dua tahun di pondok pesantren sudah
mulai dikirim) yaitu ketika masuk bulan Ramadhan. Satu Masjid di tempati satu
santri putra selama satu bulan penuh. Tugasnya azan, mengimami dan mengajar
ngaji sore anak-anak dan kultum atau ceramah sesuai arahan dan permintaan
takmir Masjid yang bersangkutan”.
Hasil wawancara peneliti dengan SAS pada tanggal 5
Nov 2017:
“Abah kiai adalah seorang pemimpin yang mempunyai
ekspektasi yang tinggi. Setiap merencanakan segala sesuatu detail terpatri
dalam setiap pembicaraan Beliau. Berlahan tapi pasti semua rencana tanpa
tertulis terealisasi satu persatu. Kelebihan beliau adalah kecerdasan yang luar
biasa. Seni pergaulan kepada semua golongan beliau pegang. Tidak ada satu tamu
pun yang beliau tolak bila berkunjung. Terkadang hal-hal itu membuat kami para
pembantunya kesulitan dan bahkan menolak dan sering tidak faham dengan jalan pemikiran
beliau. Karena kami hormat dan patuh serta menghargai beliau, sering kali kami
diam dalam penolakan kami. Padahal seandainya kami bisa mengungkapkan alasan
yang realistis semua pendapat kami dapat dengan segera beliau terima. Berasal
dari manapun kritikan, usul dan pendapat dapat dengan bijaksana beliau terima
tanpa amarah”.
2.
Pelaksanaan
Manajemen Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren Nurul Haromain.
a.
Perencanaan SDM
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada tanggal 11 sampai 14 Agustus
2016 selama peneliti tinggal menetap mukim dan mengikuti semua kegiatan harian
di Pondok Pesantren Nurul Haromain ada beberapa temuan yang dapat peneliti
tuliskan sebagai berikut: Kiai menyerahkan perencanaan pengelolaan SDM pondok
pesantren untuk santri putra dan putri mutlak kepada ibu nyai Mardhiyah. Kiai
memantau kegiatan perencanaan SDM dengan pengamatan pelaksanaan sholat di tiga
waktu seharinya. Yaitu magrib, isya dan shubuh.
b.
Pengorganisasian
SDM
Hasil pengamatan peneliti pada tanggal 11 sampai
dengan 14 Agustus 2016 dan dari rangkuman hasil wawancara dengan pengurus
senior putri Siti Aminah pada tanggal 28
sampai 31 juli 2016 di kamar Rusaifah tempat peneliti menginap fungsi
pengorganisasian pada sumber daya manusia cenderung ibu nyai yang menguasainya.
c.
Pengarahan
Motivasi dan
pengarahan untuk semua guru formal sering disampaikan oleh bapak SAS dengan
mengulang-ulang beberapa petunjuk kiai yang sudah beberapa terbukti.
d.
Pengendalian
Hasil wawancara dengan Mauludi 9
november 2016:
“Abah kiai sangat detail dan teliti dalam merencanakan program kegiatan
di Pondok Pesantren Nurul Haromain. Mungkin salah satunya karena efek
pendidikan terakhir formal beliau adalah SMEA jurusan penjualan SMEA di
Nanggulan. Perencanaan sumber daya ustadz sudah sejak awal dilakukan program mas dai. Program khusus santri putra
untuk mempersiapkan keberanian, kepercayaan diri dan mental santri pemula (dua
tahun di pondok pesantren sudah mulai dikirim) yaitu ketika masuk bulan
Ramadhan. Satu Masjid di tempati satu santri putra selama satu bulan penuh.
Tugasnya azan, mengimami dan mengajar ngaji sore anak-anak dan kultum atau
ceramah sesuai arahan dan permintaan takmir Masjid yang bersangkutan”.
3.
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Manajemen
Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren
Nurul Haromain.
Kekuatan
Sebagai Faktor Pendukung Manajemen Sumber Daya Manusia di Pondok Pesantren
Nurul Haromain adalah jumlah santri, banyak
santri berbakat seni dan
keterampilan, sehingga grup gambus, marawis, dan
hadroh. Pendidik dan tenaga kependidikan adalah Kiai yang berpendidikan dalam dan luar negeri
serta berpengalaman dakwah dan organisasi luar negeri, ibu nyai yang sangat
perhatian terhadap santri, kecukupan jumlah pendidik. Komite pondok yang berkualitas dan tanpa pamrih.
Kelemahan Sebagai Faktor Penghambat Manajemen Sumber
Daya Manusia di Pondok Pesantren Nurul Haromain adalah Input
santri yang rendah.
Peluang Sebagai Faktor Pendukung Manajemen Sumber Daya
Manusia di Pondok Pesantren Nurul Haromain adalah sosialisasi
pendidikan berkarakter dan efek globalisasi, peluang santri menuju pondok
pesantren semakin tinggi. Pendidik dan tenaga kependidikan adalah pendidik
diberikan kekuasaan untuk mengembangkan metode mengajar. Pendampingan dari lembaga pendidikan
yang lebih tinggi sangat intensif.
Ancaman Sebagai Faktor Penghambat Manajemen Sumber Daya Manusia
Pondok Pesantren Nurul Haromain Santri belum terbiasa dalam
hal pemanfaatan waktu untuk semua kegiatan kepesantrenan secara optimal. Pendidik dan tenaga kependidikan berlatar belakang
non-pesantren dan tidak mempunyai rasa sehati dengan visi-misi ponpes sehingga
membuat sebuah proses ketidaksantrian di kelas/lingkungan sekolah. Rapat komite 2 tahunan belum tentu di
hadiri abah kiai.
Pembahasan
Kondisi SDM di Pondok Pesantren Nurul
Haromain
Keadaan nyata keseharian di Pondok
Pesantren Nurul Haromain melaksanakan kegiatan dengan tertib terutama syariat
Islam sholat 5 waktu, wirid rutin setiap setelah sholat dipimpin langsung oleh
kiai di setiap 3 waktu sholat yaitu magrib, isya dan subuh.
Pembinaan manajemen modal manusia telah
berhasil kiai terapkan selama 22 tahun terbukti dengan adanya perkembangan mutu
pendidikan pada setiap masanya. Pondok pesantren dengan kiai sebagai ikon
uniknya dapat menjadi agen perubahan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Pondok
Pesantren Nurul Haromain sudah membuktikan dengan kekuatan dasyat hasil
motivasi sang kiai K. H. Sirodjan Muniro AR sebagai faunding father telah terbukti mencerdaskan bangsa tanpa mengurusi
hal-hal yang terkait dengan keuntungan ekonomis belaka.
Pelaksanaan MSDM di Pondok Pesantren
Nurul Haromain
a.
Perencanaan SDM
Dari
hasil temuan peneliti proses perencanaan sumber daya manusia memang belum
ideal. Ada struktur organisasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai
tugas pokok dan fungsi masing-masing pengurus. Tapi kendali utama masih sangat
terfokus pada kiai selaku pimpinan pondok pesantren. Kesibukan kiai berkegiatan
di luar pondok pesantren belum mampu membentuk penerus, serta pengganti atau badal yang bisa menandingi fungsi
kelengkapan kiai. Peran santri senior
baik itu lurah putra dan putri dalam keaktifan merencanakan kegiatan incidental
berupa acara-acara rutin besar sudah sangat optimal.
b.
Pengorganisasian
SDM
Keberhasilan
kiai dan semua elemen santri dalam pelaksanan acara pengajian dua tahunan yang
dilaksanakan setiap bulan maulid-jumadil
awal tahun genap masehi ini pada awalnya waktu pelaksanaannya disamakan
dengan rutinitas kegiatan dusun berupa “luwaran”
tradisi khusus penduduk Taruban merupakan keberhasilan nyata yang dapat
menutupi semua kekurangan harian yang terjadi.
Kiai telah berhasil melalui proses rumit yang
panjang tapi pasti dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang tidak
tertulis, detail terprogram dalam benak kiai dan termaktub dalam uraian doa-doa
disetiap kesempatan.
c.
Pengarahan
Jam kerja 24 jam kiai, nyai dan semua pengurus
memberi suritauladan, pembimbingan, pengawasan dan segala hal tentang kebutuhan
harian, kegiatan belajar mengajar sampai hal yang terbesar atau terkecil
sekalipun. Mereka sebagai pengganti orang tua santri selama menjalani masa
pendidikan di pondok pesantren.
Pelayanan tidak cukup terkhusus pada pelanggan dalam
yaitu santri, pengurus dan ustadz tapi kepada pelanggan luar yaitu wali santri,
pihak pemerintah dan siapapun jamaah yang membutuhkan beliau selaku pembimbing
spiritual Agama Islam.
d.
Pengendalian
Keterbukaan pengasuh terhadap semua informasi dan
segala sesuatu yang bisa menjadi cara untuk kemajuan pondok pesantren dan
ekonomi masyarakat sekitar pesantren selalu menjadi tujuan utama rencana dan
program-program beliau.
Manajemen
sumber daya manusia pada perkembangan terbarunya semua terfokus pada
memanusiakan manusianya terlebih dahulu. Pondok Pesantren Nurul Haromain telah
sejak awal kiai mampu terbiasa telah memprioritaskan pendidikan moral santri
berupa akhlak santri dengan khidmah dan barokahnya. Fokus pada mutu yang diberlakukan di Pondok Pesantren Nurul
Haromain dengan kepiawaian sosok pendiri yaitu seorang kiai dimana kiai telah
mempunyai pengetahuan agama yang tinggi dan dapat melaksanakan semua ajaran
Islam yang baik dalam kesehariannya. Pondok Nurul Haromain telah mencapai
beberapa keberhasilan signifikan yang sulit terlukiskan dengan gambaran
sempurna. Kiai mengakui itu dan selalu siap untuk berproses menuju perubahan
yang baik dan siap untuk menerima saran dan kritik secara luas dan terbuka dari
manapun. Semua guru, pengurus dan santri semua memahami pentingnya proses
tumbuh berkembang dan selalu siap untuk
belajar seumur hidup.
Faktor Pendukung dan Penghambat MSDM di
Pondok Pesantren Nurul Haromain
a.
Santri
Santri dengan jumlah banyak, setiap tahum ajaran
bertambah karena tidak ada proses seleksi. Semua santri yang masuk ditampung
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Sebagai faktor pendukung jumlah siswa yang bersekolah
menambah jumlah uang BOS yang masuk kesekolah formal. Faktor penghambatnya
diperlukan tenaga ektra dari para pengurus senior untuk mendisiplinkan santri
yang banyak membutuhkan perhatian khusus.
b.
Pendidik dan tenaga kependidikan
Sebagai faktor pendukung beberapa tenaga pendidik dan santri senior
adalah santri alumni Pondok Pesantren Nurul Haromain yang sudah bertekad
mengabdi dan membantu pondok dengan tanpa pamrih.
Sebagai
faktor penghambatnya karena kekurang layakan pemberian penghasilan bulanan dari
pondok pesantren menjadikan pergantian guru dan tenaga kependidikan sangat
cepat. Pengkaderan guru baru membutuhkan tenaga yang lebih dibandingkan
mempertahankan tenaga yang lama sudah ada.
c.
Komite pondok
Beberapa tokoh masyarakat yang dengan senang hati dan ikhlas mau
membantu menjadi tokoh komite pondok pesantren baik itu dari alumni atau hanya
simpatisan karena pengaruh kekharismaan kiai dalam mengelola Pondok Pesantren
Nurul Haromain merupakan faktor pendukungnya.
Faktor penghambatnya
semua kegiatan komite masih sangat membutuhkan keleluasaan waktu kiai dalam
menghendel langsung semua
pertemuannya. Peran kiai belum bisa diwakilkan oleh siapapun.
KESIMPULAN
Pondok Pesantren
Nurul Haromain mempunyai kiai yang sangat visioner. Kiai sebagai perintis,
pemilik, pendiri, dan pengasuh mempunyai talenta dan ekspektasi yang tinggi. K.
H. Sirodjan Muniro AR bernama asli Semijan bukan keturunan dan mantu kiai
selama 22 tahun sejak tahun 1995 hingga 2018 telah berhasil mengkader SDM para
santrinya untuk mampu eksis mengelola dan mengembangkan semua potensi yang
dibutuhkan jamaah dan masyarakat dengan terbukti telah berperan sebagai agen perubahan di lingkungan masyarakatnya.
Manajemen sumber daya
manusia di Pondok Pesantren Nurul Haromain dilakukan dalam 4 kegiatan yaitu:
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Faktor pendukung dan
penghambat pelaksanaan manajemen sumber daya manusia untuk perwujudan mutu
pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Haromain.
Faktor pendukung dan
penghambat dari tiga sumber daya manusia yaitu: Santri dengan jumlah penambahan
yang banyak setiap tahunnya menjadi faktor pendukung perolehan dana dari
pemerintah untuk pelaksanaan sekolah formalnya, dan menjadi faktor penghambat
karena santri yang diterima tanpa seleksi dan membutuhkan tenaga ektra untuk
proses mendisiplinkannya.
Pendidik dan tenaga
kependidikan. Faktor pendukungnya sebagian besar pendidik dan tenaga
kependidikan adalah santri alumni,
sehingga sejak pertama berniat untuk mengabdi. Faktor penghambatnya
keterbatasan dana untuk intensif pendidik menjadikan pergantian pendidik yang
cepat.
Komite Pondok
Pesantren Nurul Haromain. Faktor pendukungnya kharisma kiai adalah penarik
utama untuk para komite tetap siap menjadi pendukung setiap kegiatan dan faktor
penghambatnya setiap pertemuan belum tentu dapat dihadiri oleh kiai.
DAFTAR PUSTAKA
Abd
A’la. (2006). Pembaharuan pesantren.
Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Wahid, A. (2006). Islamku Islam anda Islam kita agama masyarakat negara demokrasi.
Jakarta: The Wahid Institute
Mufron,
A. (2013). Manajemen pengembangan mutu guru ( studi kasus di MA Salafiyah
Mu’adalah Pondok Tremas Pacitan). Tesis
master, tidak diterbitkan, PPs UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Babun,
S. (2011). Dari pesantren untuk umat. Surabaya: Imtiyaz .
Gaol, J.L. (2014). A to Z human capital manajemen sumber daya manusia konsep teori dan pengembangan dalam konteks organisasi publik dan bisnis. Jakarta:
Grasindo.
Dadan,
D. (1999). Model pembelajaran di sekolah
dasar. Sumedang: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dawam,
R. (1974). Pesantren dan pembangunan. Jakarta: LP3ES.
Gomes, Faustino Cardoso. (2003). Manajemen sumber daya manusia.
Yogyakarta: Andi
Malayu,
H. (2009). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. (1996). Kapita selekta pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kafrawi.
(1978). Pembaharuan sistem pendidikan pondok pesantren. Jakarta: Cemara
Indah.
Steenbrink, K.A. (1986/1994). Pesantren madrasah sekolah pendidikan Islam dalam kurun modern. Jakarta: LP2ES.
Kamrani Buseri. (2003). Antologi pendidikan Islam dan dakwah. Yogyakarta: UII Press
Moleong, L.J. (2007) Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Margantoro.
(E.d).(2015). Merangkai yang
terpublikasi.Yogyakarta: Bimotri
(Bernas Jogja, 9 maret 2015)
Masyhud,
M. Sulton, Mastuki HS., et.al. (2003). Manajemen pondok pesantren. Jakarta: Diva Pustaka.
Qomar, M. (2007).
Management Pendidikan Islam. Malang: Erlangga.
Sedarmayanti.
(2010). Manajemen sumber daya manusia reformasi birokrasi dan anajemen
pegawai negeri sipil. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sindu
Galba. (1995). Pesantren sebagai wadah komunikasi, Ed. Riri Manan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sudarman
Danim. (2006). Visi baru manajemen
sekolah, dari unit birokrasi ke lembaga akademis. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono.
(2010/2013). Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sunarto,
Sahedhy Noor. (2001). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: BPFE
UST.
Sulthon,
Masyhud, & Mastuki et al (2003). Manajemen
pondok pesantren. Jakarta: Diva
Pustaka
Soeryopratondo,
Soeparlan dan Syarif. (1976). Kapita
selekta pondok peantren. Jakarta: PT Paryu Barkah
Dhofier,
Z. (1983/1984). Tradisi pesantren: studi tentang pandangan hidup kyai.
Jakarta: LP3ES.
Jurnal :
Fadlil Munawwar Manshur. (2003) Budaya Pesantren dan Tradisi Pengajian Kitab Jurnal No. 8 2003 Universitas Negeri Malang.
M. Syaifuddien Zuhriy. (2011). Budaya Pesantren Dan Pendidikan Karakter Pada Pondok Pesantren Salaf. Vol 19, No 2 (2011) Universitas Negeri Walisongo Semarang.
Al-Tadzkiyyah. (2017). Pondok Pesantren,
Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter Jurnal
Pendidikan Islam, Volume 8, Mei 2017. Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung
H.M.
Djumransjah. (2001). Pendidikan Pesantren Dan Kemandirian Santri. Jurnal.
Ilmu Pendidikan. Vol 8, No. 2 Universitas Negeri Malang
Ditulis 16 Januari 2019
Rasanya tidak ada puasnya menyelesaikan tulisan ini, banyak hal yang belum tergali dan terungkap. Pondok pesantren laksana lautan ilmu yang tidak akan kamu mampu menimbanya kecuali kamu mukim di dalamnya selama mungkin. Banyak hal-hal abadi yang tidak terungkapkan dari sisi lain pondok pesantren. Dengan segala keterbatasannya, keunikannya, kelebihannya dll nya.
Hj. Rini Dwi Hastuti, S.Pd.T, M. Pd
wa: 081328058160
0 comments:
Post a Comment