Pages

Subscribe:

Thursday, February 4, 2016

BAB III MANAJEMEN SDM PENGAJAR/USTAD DI PP NURUL HAROMAIN SENTOLO




 
BAB III

Penelitian ini dilakukan di P.P Nurul Haromain yang beralamat di Taruban Kulon, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo. Pengambilan lokasi tersebut di dasarkan pada Pondok Pesantren terbesar sekulon progo yang perkembangannya sangat cepat.
Pelaksanaan kegiatan penelitian diharapkan dapat selesai dalam empat bulan, mulai seminar usulan penelitian sampai menyelesaikan laporan tesis. Jadwal penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 3. Jadwal Penelitian
NO
KEGIATAN
 2016
Januari
Februari
Maret
April
1
Penyusuna Proposal



2
Ijin Penelitian



3
Penyusunan Instrumen

      

4
Pengumpulan Data

       
5
Analisis Data


     
6
Penyusunan Laporan


       
         
7
Ujian Tesis


      
     




106
 
 


B.       Bentuk dan Strategi Penelitian
Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif yang empiris, masalah yang diajukan dalam penelitian ini menekankan pada proses dan makna. Untuk itu bentuk penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor bahwa “metodologi kualitatif adalah prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.” (Moleong, 2007:3)  Pendapat ini sejalan dengan Muhajir (2007:44) bahwa “data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal, bukan dalam bentuk angka. Dalam penelitian ini data yang dihasilkan dalam bentuk kata-kata verbal, maka penelitian tersebut penelitian kualitatif.”
Kemudian menurut Sugiyono (2010:1) bahwa metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Disebut juga sebagai metode etnographi karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga sebagai metode kualitatif, karena data yang dikumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengambilan datanya dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis datanya bersifat induktif dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

 Alasan digunakan metode ini adalah: metode kualitatif dapat digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, data yang diperoleh adalah data pasti artinya data tersebut sebenarnya terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat dan terucap tersebut dan metode ini mampu mengungkap hubungan yang wajar antara peneliti dan responden, karena metode ini lebih sensitif dan adaptif terhadap peran berbagai pengaruh timbal balik. (Muhajir, 2007:108).


Sedangkan strategi penelitian yang digunakan adalah terpancang tunggal (Embeded Recearch). Pada penelitian terpancang peneliti sudah memilih dan menentukan variabel yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan studinya (H.B. Sutopo, 2002: 140).
Dalam penelitian ini sasaran yang akan diteliti sudah ditentukan sebelum peneliti terjun ke lapangan. Untuk itu strategi terpancang tunggal dapat mengandung pengertian sebagai berikut: tunggal yang artinya hanya ada satu lokasi yaitu di P.P Nurul Haromain, sedangkan terpancang artinya hanya pada tujuan untuk mengetahui Manajemen Sumber Daya Pendidik di Pondok Pesantren Nurul Haromain Sentolo.

            Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Sebagian kecil data kuantitatif akan melengkapi dan mendukung simpulan penelitian ini. Sumber dan jenis data dalam penelitian ini meliputi: (1) informan atau nara sumber yang terdiri dari Bapak Pengasuh, Ibu Pengasuh, Ketua Pengurus Putri, Ketua Pengurus Putra, Beberapa Pendidik Kamar,  kepala sekolah dan pendidik. (Daftar nama informan lihat lampiran nomor 01): (2) tempat dan peristiwa yang meliputi proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dan santri, dan; (3) arsip atau dokumen mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan santri.
Teknik pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri (peneliti sebagai instrumen). Adapun untuk mengumpulkan data digunakan beberapa metode yaitu: observasi, wawancara dan analisis dokumen. Hal itu untuk memperoleh data penelitian secara lengkap, menyeluruh dan komprehensif. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut.
1.                                                                                    Wawancara
Wawancara ialah “percakapan yang bertujuan, biasanya antara dua orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang diarahkan oleh salah satu seorang dengan maksud memperoleh keterangan.” (Munandir, 2005:78).
Senada dengan pernyataan tersebut, Nasution (2005:73) menyebutkan bahwa “tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkadang dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.” Penelitian ini menggunakan teknik wawancara sesuai yang disarankan Faisal (2005:61-62) yaitu:
 “Agar peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subyek yang diteliti, tetapi juga yang tersembunyi jauh di dalam diri subyek penelitian dan apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang.”
 Sebelum pelaksanaan wawancara, peneliti terlebih dahulu melakukan kesepakatan dengan informan mengenai kapan, dimana, pukul berapa dapat dilakukan wawancara. Dengan adanya kesepakatan tersebut, diharapkan informan dapat mengungkapkan segala pikiran maupun pendapatnya dengan hati senang dan leluasa.
Agar data dapat terkumpul dengan baik, peneliti melakukan langkah-langkah: menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan, menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, mengawali atau membuka alur wawancara, melangsungkan arus/alur wawancara, mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan dan mengidentifikasikan hasil wawancara yag telah diperoleh. (Faisal, 2005:63).

Terdapat dua jenis wawancara, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ialah wawancara tidak terstruktur. Adapun tujuannya adalah untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas dan leluasa, tanpa harus terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Namun demikian, sebelum mengadakan wawancara peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara sesuai dengan fokus yang diteliti.
Karena wawancara yang dilakukan tidak terstruktur, maka peneliti setiap kali merumuskan pertanyaan baru sesuai dengan yang dikatakan oleh orang yang diwawancarai. Kemudian data yang diperoleh melalui wawancara akan diperhalus, terinci dan diperdalam. Agar data menjadi mantap, maka setiap data yang diperoleh dicek kebenarannya dan dibandingkan dengan data lain. Dalam memperoleh data melalui wawancara, mula-mula yang dilakukan oleh peneliti ialah mendatangi kepala sekolah sebagai informan pertama. Sesuai dengan fokus yang telah ditentukan, selanjutnya peneliti melakukan wawancara tentang manajemen sumber daya pendidik di Pondok Pesantren Nurul Haromain Sentolo.
Pertanyaan melalui wawancara secara langsung kepada informan bertujuan untuk memperoleh data penelitian. Dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum tersebut, kemudian peneliti mengembangkan ke dalam pertanyaan yang bersifat khusus dan mendalam agar mendapatkan data yang jelas dan rinci sesuai fokus-fokus dalam penelitian ini. Setelah informasi dari informan pertama telah memperoleh data cukup, kemudian wawancara diakhiri. Selanjutnya peneliti memohon kepada informan pertama untuk bersedia menunjuk nama – nama pendidik dan yang dipandang mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai informan kedua.
Pelaksanaan wawancara dengan informan kedua dilakukan sesuai dengan prosedur wawancara pada informan pertama, agar mendapatkan informasi sesuai dengan fokus penelitian. Setelah kegiatan wawancara dianggap cukup, maka peneliti memohon kesediaan informan kedua untuk menunjuk informan lain untuk menjadi informan ketiga. Cara penelitian seperti yang digambarkan ini disebut dengan “snowball sampling atau sampel bola salju” (Nasution, 2005:51).
Dalam penelitian ini informan penelitian adalah pihak-pihak yang dipandang sudah cukup memadai sebagai data untuk memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu Bapak Kyai.H.M.Sirojan Muniro selaku pendiri dan pengasuh, Ibu Nyai Hj. Mardiyah, Ketua Pengurus Putri saudari Nafis, Ketua Pengurus Putra Saudara Burhan, Pendidik Kamar usia MI, MTs dan umum masing-masing 1.

2.                                                                                    Observasi
Observasi diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu: “observasi partisipatif, observasi terus terang dan tersamar, observasi yang tak terstruktur” (Faisal, 2005:79).
 Observasi partisipatif bertujuan agar dapat memperoleh data yang lengkap dan rinci melalui pengamatan yang seksama dengan melibatkan diri dan berpartisipasi dalam fokus yang diteliti. Observasi partisipatif digolongkan menjadi empat tingkatan, yaitu: partisipatif, partisipasi moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi sepenuhnya. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah observasi partisipasi aktif. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti dapat mempelajari dan memahami perilaku orang-orang yang terlibat di dalamnya dengan jalan berpartisipasi aktif bersama para partisipan. Dalam melakukan penelitian, peneliti selalu mengendalikan diri sendiri agar hasil pengamatan yang dilakukan tidak dipengaruhi oleh latar belakang dan kebudayaan peneliti. Dengan demikian pengamatan yang dilakukan seluas mungkin dan catatan hasil observasi selengkap mungkin. Adapun aspek-aspek yang menjadi sasaran observasi adalah: proses kegiatan manajemen sumber daya pendidik yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Haromain.
3.                                                                                    Analisis dokumen
Untuk melengkapi data wawancara dan observasi, peneliti menambahkan bahan-bahan dokumentasi. Bahan-bahan dokumentasi tersebut antara lain berupa surat-surat, gambar/foto, atau catatan-catatan lain yang berhubungan dengan fokus penelitian. Adapun salah satu keuntungan penggunaan bahan-bahan ini karena telah ada, telah tersedia, dan siap pakai. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi karena memiliki sejumlah alasan, seperti yang diungkapkan Lincoln dan Guba yaitu:
Dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya dan  mendorong, Berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian, berguna dan sesuai dengan penelitian kualitatif karena bersifat alamiah, sesuai konteks, lahir dan berbeda dalam konteks dan hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk memperluas tubuh pengetahuan yang diselidiki. (Moleong, 2007:161).

Beberapa dokumen yang digunakan untuk mendukung penelitian ini antara lain: profil lembaga; identitas informan; rencana/program Pondok Pesantren; rencana/program kegiatan pendidikan formal pondok pesantren.
            Sajian kriteria dan teknik pemeriksaan keabsahan data merupakan faktor yang menentukan dalam penelitian kualitatif. Pemeriksaaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu yang terdiri atas “derajad kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, ketegantungan dan kepastian” (Moleong, 2007:188). Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penilaian, diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Untuk memperoleh keabsahan data dan validitas data dapat dilakukan dengan teknik triangulasi, auditing dan review informan.
“Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. (Sugiyono, 2010:83).
Sementara itu Moleong mengatakan “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu,” (Moleong, 2007:178).
Patton membedakan empat macam triangulasi, yaitu: “Triangulasi data (data triangulation), triangulasi peneliti (investigator triangulation), triangulasi metodologis (methodological triangulation) dan triangulasi teoritis (theoritical  triangulation).” (Sutopo, 2006:92)
 Dalam penelitian ini digunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. “Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajad kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif” (Moleong, 2007:330).
Hal itu dapat dicapai dengan jalan: membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang kebanyakan, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada atau pejabat dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Cara ini mengarah pada penggunaan beragam sumber data yang tersedia, artinya untuk menggali data yang sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang berbeda.
“Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.”  (Sutopo, 2006:85).
Di sini yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.
Auditing adalah pemeriksaan seluruh proses kegiatan pengumpulan data, catatan lapangan, analisa terhadap catatan lapangan, sistematika laporan penelitian. Bahan-bahan yang dapat ditelusuri dalam penelitian ini adalah data kasar dalam bentuk susunan catatan lapangan, hasil sintesis data dalam bentuk penyajian data melalui analisis konstruktif dan analisa kesalahan berbahasa.
Review informan merupakan usaha pengembangan validitas penelitian untuk mengukur derajat kebenaran dan keakurasian data temuan dan menyamakan persepsi.
Sutopo, (2006:99) mengisyaratkan bahwa pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian data walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah disusun perlu dikomunikasikan dengan informan, khususnya dengan informan pokok (key informant).

                 Dalam penelitian ini key informan yang dimaksud adalah:
1)      Bapak Kyai.H.M.Sirojan Muniro
2)      Ibu Nyai Hj. Mardiyah,
3)      Ketua Pengurus Putri saudari Nafis,
4)      Ketua Pengurus Putra Saudara Burhan,
Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang dapat disetujui mereka.
“Data adalah setumpuk catatan deskripsi beragam informasi yang telah dikumpulkan dari kegiatan studi (penggalian dan pengumpulan data) di lapangan. (Sutopo, 2006:87).
Data meliputi catatan wawancara, catatan observasi, artikel surat kabar yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, data resmi yang berupa dokumen/arsip, memoranda seseorang yang diteliti, memo yang dibuat peneliti, potongan pikiran-pikiran peneliti yang muncul dalam proses pengumpulan data, komentar pengamat, dan juga semua pandangan yang diperoleh dari manapun dan dicatat.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis data kualitatif.
“Proses analisis data dalam penelitian kualitatif mencakup tiga komponen utama, yaitu: reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan serta verifikasinya. (Miles & Huberman dalam Sutopo, 2006:113). Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data kasar  yang ada dalam fieldnote (catatan lapangan). Proses ini berlangsung terus selama pelaksanaan penelitian. Reduksi data berupa pemusatan tema, membuat batasan permasalahan dan membuat singkatan, pemberian kode dan menulis memo.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini yang berkaitan dengan reduksi data adalah: menyusun catatan lapangan yang masih kasar (raw fieldnote) secara garis besar, hal ini merupakan inti dari hasil pengamatan, menyususn uraian deskriptif yang berbentuk uraian lengkap dari data yang ditemukan dan dikemukakan dalam catatan lapangan dan menyusun uraian refleksi yaitu tanggapan atau komentar atas data yang dikumpulkan. Teknik yang digunakan dalam model analisis interaktif mengalir tersebut dapat diperhatikan pada jalinan kerja sebagai berikut.
 

    (1)                 
                                                                               (2)





Oval: Reduksi 
Data
Oval: Sajian 
Data
 
                                            (3)


 




Bagan 2. Skema Model Analisis Interaktif Mengalir

Pada reduksi data, data yang telah terkumpul masih beragam maka dipilah-pilah antara data yang penting, bermanfaat dan sebaliknya. Data-data pokok dijadikan fokus pendukung penyajian data. Sajian adalah suatu rakitan organisasi informasi atau kumpulan informasi tentang objek penelitian. Pada tahap sajian ini data memuat tampilan data secara jelas melalui deskripsi, skema, matrik, tabel dan jaringan aktivitas yang runtut sehingga data yang tersaji dianalisis secara terarah. Pada tahap penarikan simpulan atau verifikasi didasarkan pada pencermatan dan proses data-data tersaji. Adapun kesimpulan-kesimpulan yang ada bersifat sementara, sehingga selama proses penelitian masih dilaksanakan kemungkinan adanya verifikasi berikutnya.



0 comments:

Post a Comment